Penyebab Miss V Kurang Sehat. Organ intim wanita termasuk salah satu bagian tubuh penting namun jarang diperhatikan kondisi kesehatannya. Saat area intim itu bermasalah, keluhan yang kerap diutarakan para wanita di antaranya adalah keputihan, gatal hingga aroma yang tidak sedap.
Berbagai faktor bisa mempengaruhi kondisi vagina wanita. Faktor-faktor berikut ini ada yang memang bisa dicegah, namun beberapa tidak bisa dihindari. Berikut ini daftarnya seperti didikutip CNN dari Mayo Clinic:
Penyakit tertentu
Masalah kesehatan seperti penyakit diabetes dan sindrom Sjogren (gangguan autoimun-red), dapat menyebabkan vagina kering. Vagina kering artinya tubuh tidak mampu memproduksi cairan lubrikasi alami yang cukup. Saat vagina kering ini, wanita bisa merasa kesakitan saat bercinta.
Seks Tanpa Pelindung
Melakukan hubungan seks tanpa pelindung bukan hanya bisa menyebabkan wanita tertular virus HIV/AIDS. Penyakit seksual menular juga bisa dialami jika wanita memilih bercinta tanpa kondom. Penyakit seks menular tersebut misalnya gonorhea atau kencing nanah dan herpes. Mirip seperti keputihan, penyakit menular seksual ini juga menyebabkan infeksi pada Miss V. Ketika penyakit ini ada di tubuh, bukan hanya saat bercinta saja rasa sakit dirasakan. Setelahnya pun rasa nyeri tersebut bisa tetap ada. Malah pada kondisi yang sudah parah, Miss V bisa mengalami pendarahan.
Hubungan Seks Terlalu Agresif
Hubungan seks yang terlalu agresif bisa membuat wanita mengalami patah tulang di area panggul. Seks yang dilakukan dengan paksaan dan terlalu agresif ini juga bisa menyebabkan vagina menjadi trauma.
Produk Kebersihan Miss V dan Obat-obatan
Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama bisa meningkatkan risiko wanita terkena infeksi jamur. Beberapa jenis obat juga dapat menyebabkan vagina kering. Sedangkan untuk produk kebersihan Miss V, yang bisa berbahaya adalah jika wanita menggunakan tampon yang memiliki kemampuan menyerap darah haid berlebih. Tampon tersebut dapat menyebabkan terjadinya toxic shock syndrome, komplikasi langka yang menganca jiwa akibat infeksi bakteri.
Alat Kontrasepsi
Beberapa jenis alat kontrasepsi ada yang bisa mempengaruhi kondisi vagina. Misalnya Spermicide dan NuvaRing (ring atau cincin untuk vagina) yang dapat menyebabkan iritasi pada Miss V. Menggunakan diaphragm juga bisa membuat wanita berisiko mengalami toxic shock syndrome.
Kehamilan dan Melahirkan
Saat hamil, wanita akan berhenti mengalami mensturasi hingga bayi lahir. Selama masa kehamilan itu, wanita jadi berisiko mengalami keputihan. Sedangkan saat atau setelah melahirkan, terutama yang melalui proses normal, kondisi kesehatan vagina terpengaruh karena mengalami robekan. Pada beberapa kasus, penjahitan dilakukan untuk mengatasi robekan tersebut.
Masalah Psikologis
Kegelisahan dan depresi juga berkontribusi menjadi penyebab menurunnya gairah seks wanita. Saat gairah seks menurun ini, wanita pun akan merasa tidak nyaman atau bakan kesakitan saat bercinta. Masalah psikologis lainnya yang juga mempengaruhi adalah ketika wanita mengalami trauma, misalnya menjadi korban pelecehan seks atau pernah mengalami seks yang menyakitkan.
Penuaan
Setelah menopause, vagina mulai kehilangan elastisitasnya. Saat elastisitas vagina ini berkurang, wanita bisa merasa tidak nyaman saat bercinta.
Hormon
Perubahan pada kadar hormon di dalam tubuh bisa mempengaruhi vagina. Misalnya penurunan produksi estrogen setelah menopause, melahirkan dan saat menyusui. Penurunan kadar estrogen ini visa menyebabkan vagina menjadi lebih tipis sehingga menyebabkan seks terasa menyakitkan.