Taufiq Kiemas Meninggal Dunia – Taufiq Kiemas Wafat. Hari Sabtu 8
Juni 2013, Bangsa Indonesia berduka. Seorang tokoh nasional, yakni Ketua
MPR Taufiq Kiemas, dipanggil Yang Maha Kuasa ketika sedang menjalani perawatan
di sebuah rumah sakit di Singapura.
Taufiq Kiemas yang lahir di Jakarta, 31
Desember 1942, mengembuskan napas terkahir di usia 70 tahun. Ia adalah seorang
politisi senior sekaligus suami Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.
Tanggal dan bulan meninggalnya Taufiq Kiemas,
sama persis dengan tanggal dan bulan kelahiran Presiden kedua RI Soeharto, yang
lahir di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta,
pada 8 Juni 1921, dan meninggal di Jakarta, 27 Januari 2008 pada umur 86 tahun.
Dari catatan Tribunnews.com, sebagai Ketua
MPR, Taufiq
Kiemas berhasil menyosialisasikan konsep
'Empat Pilar Kebangsaan'.
Di tangannya lah, sosialisasi empat pilar yang
terdiri atas Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, digaungkan
kembali.
Wakil Ketua MPR Hajrianto Tohari mengatakan,
bangsa Indonesia sangat kehilangan putra terbaiknya.
"Pak Taufiq Kiemas bukan hanya
milik PDIP, melainkan milik bangsa dan negara Indonesia. Kepeduliannya kepada
Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, sangat luar biasa
mengesankan. Untuk keempat pilar negara itu, Pak Taufik Kiemas siap melakukan
apa saja, berkorban apa saja," tutur Hajriyanto.
Meskipun kemampuan fisiknya semakin menurun
dan kesehatannya tak lagi prima, menurut Hajriyanto, semangat Taufiq Kiemas selalu
menyala-nyala dan menggelegak, ketika sudah berbicara tentang Pancasila.
"Bagi beliau, Pancasila dan NKRI adalah
segala-galanya. Untuk dasar negara dan falsafah bangsa ini, Pak Taufik Kiemas
tidak menoleransi pandangan-pandangan yang mengukurnya secara finansial. Pak
Taufiq Kiemas, selamat jalan, kami akan meneruskan komitmen dan perjuangan
beliau, sampai kapanpun juga," paparnya.
Sementara, menurut Wikipedia, Taufiq Kiemas lahir dari
pasangan Tjik Agus Kiemas dan Hamzathoen Roesyda.
Ayahnya berasal dari Sumatera Selatan,
sedangkan ibunya seorang Minangkabau. Ia merupakan penghulu kaum keluarga
ibunya di Kanagarian Sabu, Batipuh Ateh, Tanah Datar, Sumatera Barat, dengan
gelar Datuk Basa Batuah.
Taufiq Kiemas memulai karier politiknya ketika
di bangku mahasiswa, dengan bergabung sebagai anggota GMNI.
Kemudian, ia bergabung dengan Partai Demokrasi
Indonesia dan terpilih sebagai anggota DPR/MPR pada 1992. Selama masa Orde
Baru, karier politiknya banyak dikebiri oleh penguasa.
Kariernya mulai cemerlang, ketika rezim Soeharto tumbang. Pada Pemilu 1999, Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) keluar sebagai pemenang. Kemenangan ini
mengantarkan istrinya menjadi wakil presiden dan kemudian Presiden Indonesia
kelima.
Sebagai salah satu tokoh penting di partai, ia
menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP. Taufiq kembali terpilih
menjadi anggota DPR periode 2009–2014 dari PDIP, untuk Daerah Pemilihan Jawa
Barat II.
Sebagai politikus terkemuka, banyak penulis
yang mengulas karier politik Taufiq Kiemas, di antaranya ialah karya Derek
Manangka berjudul 'Jurus dan Manuver Politik Taufiq Kiemas: Memang Lidah Tak
Bertulang', yang terbit pada 2009.
Pada 17 Desember 2011, Taufiq pernah menjalani
operasi pergantian baterai alat pemacu jantung di Rumah sakit Harapan Kita,
Jakarta.
Pesan Terakhir Taufiq Kiemas
Sebelum wafat, Ketua Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menitipkan pesan kepada wakilnya, Hajriyanto
Y Thohari. Pesan Taufiq Kiemas itu dibeberkan Hajriyanto kepada Tribunnews.com
di Jakarta, Sabtu (8/6/2013).
"Beliau berpesan gerakan sosialisasi
empat pilar negara harus terus dilanjutkan secara masif, dan sistematis,"
ujar Hajriyanto Y Thohari.
Hajriyanto mengaku, bersedih atas kepergian
Taufik Kiemas. Bagi Hajriyanto, Indonesia kembali kehilangan putra terbaik.
"Kami bersedih sekali dan menangisi
kepergian Pak Taufiq Kiemas dengan hati penuh duka. Kita sangat kehilangan
Beliau. Bangsa dan negara ini sungguh sangat kehilangan putra
terbaiknya," paparnya.
Menurutnya, Taufiq Kiemas bukan sekedar tokoh
senior PDI Perjuangan. Taufiq Kiemas adalah tokoh besar Indonesia saat ini.
Beliau adalah pemimpin politik senior yang sangat mengayomi semua golongan,
semua kelompok dan aliran serta golongan ideologis.
"Semua kelompok, aliran, dan golongan
ideologis apapun menghormati beliau, dan memandang beliau sebagai
seniornya," ucapnya.
Politisi Partai Golkar itu mengemukakan, Taufiq
Kiemas selalu menjadi rujukan para politisi Indonesia dari partai manapun.
"Apakah parpol berdasar agama ataukah parpol nasionalis-kebangsaan.
Semuanya menjadikan Pak TK sebagai seniornya, kakaknya, ayahnya, bahkan
rujukannya," ungkapnya seraya menyatakan, suami Ketua Umum PDI Perjuangan
itu sebagai figur yang peduli atas keberadaan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika.
"Beliau sangat luar biasa mengesankan.
Untuk keempat pilar negara itu Pak Taufiq Kiemas siap melakukan apa saja,
berkorban apa saja," imbuhnya.
Meski kemampuan fisik Taufiq Kiemas menurun,
lanjut Hajriyanto, semangat Politisi PDI P itu masih menyala dan menggelegak
saat berbicara tentang pancasila. "Bagi beliau Pancasila dan NKRI adalah
segala-galanya. Dan untuk dasar negara dan falsafah bangsa ini, Pak Taufiq
Kiemas tidak mentoleril pandangan-pandangan yang mengukurnya secara finansial,"
urainya.
"Pak Taufik Kiemas, selamat jalan, kami
akan meneruskan komitmen dan perjuangan beliau, sampai kapanpun juga."